Powered By Blogger

Kamis, 12 Januari 2012

Sakaratul Maut, Siapkah kita untuk menghadapinya ?


"Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat
mencabut nyawa orang-orang yang  kafir seraya memukul
muka dan belakang mereka serta berkata, "Rasakanlah
olehmu siksa
neraka yang membakar."(niscaya kamu akan merasa
sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} :
50).

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu !"
Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar
dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". (Qs.
Al- An'am : 93).

Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari
amal perbuatan orang yang
bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia
itu durhaka kepada Alloh, maka
Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar.

Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara
mencabutnya dengan lemah lembut dan
dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa
terpisahnya nyawa dengan raga tetap
teramat menyakitkan.

"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus
kali sakitnya dipukul pedang".
(H.R. Ibnu Abu Dunya).

Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang
ahli ibadah, kuat mengerjakan
sholat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam
dan selalu berzikir di dalam
kesibukannya sehari-hari.

Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak,
setiap malam naik ke langit. Hal
itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut,
Izrail. Maka bermohonlah ia
kepada Alloh Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi
Idris a.s. di dunia. Alloh Swt,
mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka tu runlah
ia ke dunia dengan menjelma
sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah
Nabi Idris.
"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat
Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris
a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki
yang bertamu ke rumahnya itu adalah
Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani
Malaikat Izrail, dan ketika tiba
saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan
bersama, namun di tolak oleh
Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti
biasanya, Nabi Idris a.s
mengkhususkan waktunya "menghadap". Alloh sampai
keesokan harinya. Semua itu tidak
lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika
Nabi Idris terus-menerus berzikir
dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya
berbicara yang baik-baik saja.
Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak
jalan-jalan "tamunya" itu ke
sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang
berbuah, ranum dan menggiurkan.
"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita".
pinta Malaikat Izrail (menguji
Nabi Idris a.s).

"Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris
a.s. Kemudian Beliau berkata:
"Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan
makanan yang haram". Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s
perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran
tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? pikir Nabi
Idris a.s.

"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.

"Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika
tubuhnya bergetar tak berdaya.
"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?"
selidik Nabi Idris a.s serius.
"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat."Atas
izin Alloh, aku sekedar berziarah
kepadamu". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian
beliau hanya terdiam.
"Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s

"Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang.
Lalu mintalah kepada Alloh SWT
untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa
takutku kepada-Nya dan meningkatkan
amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s.

"Tanpa seizin Alloh, aku tak dapat melakukannya",
tolak Malaikat Izrail.
Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat
Izrail agar mengabulkan
permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Alloh Malaikat
Izrail segera mencabut nyawa
Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat
Izrail menangis, memohonlah ia
kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s.
kembali. Alloh mengabulkan
permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris
a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya
Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup
dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan
terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.
MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail)
itu terhadap Nabi Idris a.s.
Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada
kita ?
Siapkah kita untuk menghadapinya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar