BAB II
TINJAUAN KASUS
Kasus
:
Tn.R
dan Ny.A masing masing berusia 26 tahun dan 24 tahun,memiliki seorang putri
bernama An.D berusia 5 tahun dan seorang putra bernama An.T berusia 4
bulan.tipe keluarga Tn.R adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu dan 2
oarng anak.pada saat pengkajian secara umum kondisi anggota keluarga dalam
keadaan sehat.
Pada
usia memasuki 4 bulan,An.D pernah memiliki riwayat penyakit diare, kmudian DBD
sehingga harus dirawat inap d puskesmas selama 12 hari.pada saat An.D berusia
2,5 tahun ,anak kembali dirawat di puskesmas selama 23 hari,tetapi karena tidak
sembuh sembuh sehingga orang tua membawa ke dokter praktek dan dokter
mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas.setelah usia 4
tahun,hingga sekarang(5 tahun),klien tidak pernah kambuh lagi,namun demikian
orang tua tetap khawatir kondisi anaknya memburuk lagi.
Riwayat
imunisasi An.D lengkap.pada saat ini An.D bersekolah di TK 0 kecil.orang tua mengatakan
klien sangat hiperaktif layaknya anak seusianya,suka bermain sepeda meskipun
kadang dilarang oleh ibunya.orang tua
juga mengatakan An.D malas makan dikarenakan sering mengkonsumsi jajanan.
1) Pengkajian
A. Data
umum
1. Nama
KK : Tn.R
2. Umur
: 26 tahun
3. Alamat : buton
4. Pekerjaan
KK : supir
5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi
keluarga
a) Istri
1) Nama
: Ny. A
2) Umur
: 24 tahun
3) Pendidikan
: SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
b) Anak
No
|
Na Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Hubungan dgn KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Status imunisasi
|
Ket
|
||||
BCG
|
Polio
|
DPT
|
Hepatitis
|
Campak
|
|||||||
1.
2.
|
An.D
An. T
|
Pr
Lk
|
Anak kandung
Anak kandung
|
5 thn
4 bln
|
TK 0 kecil
-
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
ü
|
ü
-
|
Saat ini/saat
pengkajian anak dalam keadaan sehat
Saat ini/saat
pengkajian anak dalam keadaan sehat
|
7. Genogram
keterangan:
: Laki-laki X : Meniggal :
Garis keturunan
: Perempuan : klien : Garis
perkawinan
: tinggal serumah
Tn.A adalah anak ke 8 dari 8
bersaudara dan ny.A adalah anak pertama
dari 2 bersaudara.mereka mempunyai 2 orang anak yaitu An.D yang sekarang
berusia 5 tahun Dan An.T yang masih
berusia 4 bulan.
8. Tipe
keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu
terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang), keluarga termasuk dalam keluarga
sejahtera tahap 2.
9. Suku/Bangsa : Tn. R dan
Ny. A sama-sama berasal dari suku buton. Mereka bisa menerima kebiaasaan mereka
satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada
kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan.
10. Agama
: Agama yang dianut oleh
keluarga Tn. R adalah agama Islam. Keluarga Tn. B biasa melakkan shalat 5 waktu
di rumah .Agama adalah sumber kekuatan keluarga.
11. Status
Sosial Ekonomi
a. Penghasilan
Keluarga
penghasilan keluarga ±
Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil menyupir oleh Tn.R dan usaha
dagang oleh Ny. A.
b. Pemanfaatan
Dana Keluarga
Penghasilan keluarga selain
untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk membantu membiayai kuliah adik
sang istri.
c. Sosial
keluarga
Dengan penghasilan yang
didapat,kebutuhan keluarga terpenuhi.
12. Aktifitas
rekreasi keluarga
Keluarga menjadikan hari
minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai.
A.
Riwayat
Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap
perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak prasekolah karena usia anak
tertua pada keluarga Tn. A adalah 5 tahun.
2. Tahap
Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
3. Tahap
perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi adalah Keluarga
dengan anak sekolah, Keluarga dengan anak remaja, Keluarga dengan
anak dewasa (pelepasan),
Keluarga usia pertengahan, Keluarga usia lanjut karena keluarga elum melewati
tahapan-tahapan tersebut.
4. Riwayat
Keluarga inti
Dalam keluarga, tidak ada
riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat kesehatan masing –
masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
a) Kepala
keluarga
Tidak ada riwayat sakit yang
mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.
b) Istri
Orang tua ( ibu ) mempunyai
riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah dirawat di rumah sakit, hanya
berobat di puskesmas.
c) Anak
D (anak ke I)
Klien pernah mempunyai
riwayat penyakit DBD kemudian diare pada saat usia mulai memasuki 4 bulan
dikarenakan berhenti minum ASI dan disambung minum susu formula hingga harus
dirawat inap di puskesmas selama 12 hari.
Pada usia 2,5 anak pernah
kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi karena anak tidak sembuh –
sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa ke dokter praktek dan dokter
mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas. Setelah usia 4
tahun hingga sekarang ( 5 tahun ) klien tidak pernah kambuh lagi penyakit
tersebut.
d) Anak
T (anak ke 2)
Tidak ada riwayat sakit yang
mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
5. Riwayat
Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. R mengatakan tidak
mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.R dalam keadaan sehat.Begitupun dengan Ny.A saat didata dalam
keadaan sehat.
An.D saat dilakukan
pengkajian dalam keadaan sehat, namun pernah memiliki riwayat dirawat di
puskesmas dengan diagnose diare dikarenakan Ny.A mengganti ASI dengan susu
formula dan demam berdarah.Keluarga mengatakan anak mendapat perawatan di puskesmas kurang lebih 23
hari.anak sering kambuh dengan penyakit tersebut sampai anak berumur 3 tahun.
6. Kebiasaan diet
Pola makan keluarga Tn. R sehari-harinya 2 kali sehari dengan komposisi
makanan nasi, tahu/ tempe, kadang–kadang dengan sayur. Keluarga Tn. R jarang
makan ikan sebab harga ikan cukup mahal baginya. An. D malas makan dikarenakan lebih
senang bermain sehingga lupa untu makan dan lebih memilih jajan.
7. Kebiasaan istirahat tidur
Anggota Keluarga
|
Waktu Tidur
|
|
Siang
|
Malam
|
|
Tn R
Ny. A
An. D
An. T
|
-
-
-
11.00-13.00
|
22.00-05.00
22.00-05.00
21.00-06.30
20.00-05.30
|
B.
Lingkungan
1. Karakteristik
rumah
Luas
rumah yang ditempati ±24 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang
tamu, ruang tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur,dapur, kamar mandi dan WC.
Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster,
penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan ventilasi.
Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang digunakan untuk air minum
juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank (WC cemplung). Status rumah
adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat dari seng.
Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan dan air
minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian
dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi rumput .
denah
1
|
3
|
4
|
8
|
7
|
6
|
9
|
2
|
5
|
10
|
11
|
Keterangan Denah :
1.
Ruang tamu
2.
Ruang tengah
3.
Kamar 1
4.
Kamar 2
5.
Ruang keluarga
6.
Kamar 3
7.
Ruang makan
8.
Kamar 4 ( ruang shalat
keluarga )
9.
Dapur
10.
Kamar mandi
11.
WC
2. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW
Jarak
rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Tn. R dengan tetangga
sangat baik. Selain itu Ny. N juga aktif dalam kegiatan arisan dengan tetangga.
Sebagian besar komunitas RW adalah warga pendatang yang umumnya berprofesi
sebagai pegawai negeri atau swasta. Sedangkan sarana transportasi yang
digunakan oleh warga adalah angkot, ojek, motor dan mobil pribadi.
3. Mobilitas
geografis Keluarga
Keluarga ini tidak pernah
berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.R bekerja dari pagi sampai jam 16.00
wit sebagai supir.Sedangkan Ny.A membantu suaminya berjualan.
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini rajin melakukan
ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya juga rajin mengaji.
5. Sistem
pendukung keluarga
Saudara dan khususnya orang
tua merupakan pendukung dalam pembentukan keluarga dan dalam pemecahan masalah.
C.
Struktur
Keluarga
1. Pola
Komunikasi Keluarga
Keluarga mengatakan
komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan masalah anaknya.Namun
terkadang Ny.A menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau sekolah dan
bermain sepeda dijalan.
Bahasa yang digunakan orang
tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa Indonesia.
2. Struktur
Kekuatan Keluarga
Tn.R bertanggung jawab
berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap
keluarga.Ny.A berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga mengurus
anak-anaknya.
3. Struktur
Peran ( formal/informal)
a) Tn.
R
1) Formal
Menjadi kepala keluarga,
suami, ayah dan menantu.
2) Informal
Sebagai anggota masyarakat,
mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi supir mobil.
b) Ny.
A
1) Formal
Sebagai ibu rumah tangga,
istri, dan anak.
2) Informal
Masih aktif menjadi anggota
masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu – ibu di lingkungan tempat
tinggal.
c) An.
D
1) Formal
Sebagai anak, kakak, dan
cucu
2) Informal
Sebagai siswa TK, murid
dalam mengaji.
d) An.
T
1) Formal
Sebagai anak, adik, dan
cucu.
2) Informal
Belum ada.
4. Nilai
dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku
di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut dan norma yang berlaku
dilingkungannya.
D.
Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
afektif
Tn.R dan Ny.A selalu
memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.
2. Fungsi
sosial
Keluarga selalu mengajarkan
pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari dia,seperti cara memanggil
kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di lingkungan tempat
tinggal maupun di sekolah.
3. Fungsi
perawatan kesehatan
Orang tua / keluarga selalu
membawa anak ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, jika anak mengalami panas
tinggi, karena menurut orang tua anak mempunyai riwayat demam berdarah.
4. Fungsi
reproduksi
Keluarga sudah memiliki 2
orang anak. Anak pertama perempuan berusia 5 tahun, sedangkan anak kedua
laki-laki berusia 4 bulan. Ny.A mengatakan menggunakan KB,yang awalnya
menggunakan KB jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis
implant sampai saat ini.
5. Fungsi
ekonomi
Menurut pengakuan keluarga,
penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan dapat
sedikit membantu kebutuhan kuliah adiknya. Tetapi keluarga juga belajar
menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa memasukkan anaknya les
privat.
E.
Stress
dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek dan jangka panjang
a) Jangka
pendek
Orang tua selalu waspada
setiap saat untuk mencegah agar anaknya tidak mengalami kekambuhan penyakitnya
seperti yang pernah dialami sebelumnya.
b) Jangka
panjang
Keluarga ingin memasukkan
anaknya ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih mengumpulkan biaya.
2. Kemampuan
berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga selalu
berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut penyakit yang
pernah diderita anaknya masa lalu dapat kambuh kembali.
3. Strategi
koping yang digunakan
Jika anaknya sakit, orang
tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada masalah dalam keluarga
suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan anak-anak.
4. Strategi
adaptasi disfungsional
Ny. A sering menegur dan
melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain sepeda di jalan raya.
F.
Pemeriksaan
Fisik
1
Vital sign
a) Tn.
R
TD : 120/70
ND : 86x/m
RR : 20x/m
S : 37,1
b) Ny.
A
TD :100/60
ND :72x/m
RR :20x/m
S :37,0
ND :72x/m
RR :20x/m
S :37,0
c) An.
D
ND : 94x/m
S : 36,5
RR : 22x/m
d) An.
T
ND : 96x/m
S : 36,5
RR : 24x/m
2 Head
to toe
a) Tn.R
(kepala keluarga)
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:rambut ikal,kulit
bersih
Mata
Inspeksi:kudua mata
simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
Hidung
Inspeksi:hidung
simetris,tidak ada secret,tidak ada korpal,tidak ada pembesaran polip.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan
Mulut dan faring
Inspeksi:tidak ada
stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi palsu,tidak ada faringitis,lidah
tidak kotor.
Palpasi:lidah teraba
lunak,tidak ada nyeri tekan.
Telinga
Inspeksi:kedua telinga
simetris,tidak ada korpal.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan.
2) Leher
Inspeksi:tidak ada
sikatrik,tidak ada nodul
Palpasi:tidak ada pembesaran
vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi:bentuk
normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan,tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi:terdengar resonan
pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi:terdengar
vesikuler
4) Abdomen
Inspeksi tidak ada
nodul,tidak acites.
Auskultasi:suara peristaltic
terdengar
Perkusi:terdengar timpani
pada usus,dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
5) Ekstermitas
Inspeksi:anggota gerak
lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada kelainan pada jari tangan dan
kaki.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan,tidak ada fraktur.
b) Ny
A
1) Kepala
Rambut dan kulit kepala
Inspeksi:Rambut lurus,tidak
ada uban,kulit bersih.
Mata
Inspeksi:kedua mata
simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.
Palpasi:tidak ada nyeri
tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran
polip.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi
: lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi : tidak ada
sikartrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada
pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi : bentuk
normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : terdengar resonan
pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar
vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul,
tidak acites.
Auskultasi : suara
peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : terdengar tympani
pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
5) Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak
lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan
kaki.
Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, tidak ada fraktur.
c) An.
D
1) Kepala
-
Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi
: rambut lurus, kulit bersih.
-
Mata
Inspeksi
: kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi
: lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
2) Leher
Inspeksi
: tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3) Dada
Inspeksi
: bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : terdengar resonan
pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : terdengar vesikuler.
4) Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi
: suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi
: terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
Genetalia
Tidak
ada keluhan.
5) Ekstremitas
Inspeksi
: anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
jari tangan dan kaki.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
Berat
badan klien 16 kg dan tinggi badan 110 cm.
d)
An. T
1) Kepala
-
Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi
: rambut lurus, kulit bersih.
-
Mata
Inspeksi
: kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
-
Hidung
Inspeksi
: hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran
polip.
-
Mulut dan Faring
Inspeksi
: tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
faringitis, lidah tidak kotor.
-
Telinga
Inspeksi
: kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
2) Leher
Inspeksi
: tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
3)
Dada
Inspeksi
: bentuk normochest, tidak ada nodul.
4)
Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
Auskultasi
: suara peristaltic terdengar 5x/menit
Perkusi
: terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
5)
Ekstremitas
Inspeksi
: anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada
jari tangan dan kaki.
G.
Harapan Keluarga
1. Persepsi
Terhadap Masalah
Keluarga memandang masalah
sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah tangga, namun dalam kesehatan
anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut.
Keluarga mengerti perubahan
kesehatan anak misalnya anak panas tinggi karena menurut keluarga anak pernah
menderita sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada.
2. Harapan
Terhadap Masalah
Tn. R dan Ny. A menginginkan
agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga anaknya tidak kambuh dengan
penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang dengan yang
diharapkan.
H.
Pengkajian
Fokus
1
Stimulasi yang diberikan oleh keluarga terhadap anak
Ny.A memberikan stimulus
pada An.D dengan memperingatkan waktu sesuai jam dan kegiatan yang telah
diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan
sehari-hari. Orang tua memberikan gambar-gambar, angka dan huruf – huruf
yang ditempel di dinding untuk belajar anak, serta di belikan sepeda, anak
sudah dapat mengendarainya.
2 Sudahkan
anak mengikuti Play Group
An.D tidak mengikuti play
group dan langsung dimasukkan di taman kanak-kanak (TK). Karena orang tua
beralasan tempat play group jaraknya jauh dari tempat tinggal, sedangkan orang
tua harus bekerja.
3 waktu
dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
Ny. A selalu memiliki waktu
dengan anaknya/selalu bersama dengan anaknya, kecuali Tn R hanya memiliki waktu
setelah pulang dari kerja jam 16.00 hingga pagi sampai anaknya berangkat ke
sekolah.
4 orang
yang setiap hari bersama anak
Yang setiap hari mendampingi
anak yaitu orang tua dan tidak pernah menitipkan anak pada orang lain ataupun
memiliki pengasuh selain orang tua.
5 Kemampuan
yang telah dimiliki anak saat ini
a) Personal
/ sosial
1) Anak
sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan,
2) Sering
ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,
3) Selalu
mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,
4) Mudah
akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal maupun yang baru dikenalnya.
b) Motorik
1) Motorik
kasar
(a) Anak
sudah dapat mengendarai sepeda roda dua
(b) Dapat
melompati benda yang agak tinggi
(c) Anak
dapat melempar bola
2) Motorik
halus
(a) Anak
bisa menggambar bentuk orang,
(b) Dapat
memakai baju dan celana sendiri
(c) Anak
dapat menulis angka 1-10
(d) Anak
dapat mengenal dan menghafal abjad
c) Bahasa
dan Kognitif
1) Ketrampilan
bahasa sudah bagus
2) Sering
bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang memasak,
3) Anak
lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu,
4) Anak
sudah bisa mengenal warna,
d) Ketakutan
Anak trauma atau menangis
jika melihat orang jatuh atau kecelakaan, karena anak pernah mengalami hal
tersebut.
6 harapan
keluarga saat ini
Orang tua menginginkan
anaknya bisa masuk ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih
mengumpulkan biaya.
7 pelaksanaan
tugas dan fungsi keluarga
Keluarga menginginkan jumlah
anaknya cukup dua, dalam pembagian tugas keluarga antara ayah dan ibu saling
bekerja sama saat salah satu membutuhkan untuk menjaga anaknya.
I. Analisa Data
Simptom
|
Masalah
|
Penyebab
|
DS:
·
Pasien (orang tua)
mengatakan mencemaskan kekambuhan penyakit anaknya.
Jika
anak panas tinggi, ibu mengatakan langsung membawa anaknya ke puskesmas.
DO :
·
Pasien (orang tua) nampak
berantusias dalam menanggapi keadaan kesehatan anaknya.
|
kecemasan orang tua (keluarga)
|
Ketidakmampuan
keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status
kesehatan anaknya
|
DS :
·
Ny. A mengatakan kalau An. D nafsu makannya kadang menjadi
berkurang
·
Ny. A mengatakan An. D suka jajan makanan ringan
·
Ny. A mengatakan nutrisi adalah makanan yang kita makan
sehari-hari
DO
·
An.D Tampak malas makan
|
Resiko
terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D
|
ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak
prasekolah
|
DS
·
Ny A mengatakan anaknya
suka bermain sepeda
·
Ny A mengatakan anak susah
dilarang jika ingin bersepeda di jalanan
·
Ny A mengatakan anak suka
mengikuti ibu saat memasak, dan anak suka menggunakan alat dapur
DO
·
An D sudah dapat mengendarai
sepeda sendiri
·
Tempat kerja Ny A dekat
dengan jalan raya
·
Tidak terdapat pembatas
atau pagar di depan rumah
|
Resiko cedera fisik pada anak
|
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah
|
J. Skoring
1.
Kecemasan orang tua
berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan
yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah
Skala:
Krisis
|
2/3 x 1 = 2/3
|
2/3
|
Keluarga mencemaskan tentang
kekambuhan penyakit anak namun tidak menjadi masalah keluarga
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah
|
2/2 x 2 = 2
|
2
|
Kecemasan klien dapat menghilang jika
tidak terlalu memfokuskan masalah, keluarga akan membawa anaknya ke puskesmas
jika terjadi perubahan kesehatan pada anaknya(panas tinggi)
|
3.
|
Potensial masalah dapat dicegah
Skala :
Cukup
|
2/3 x 1= 2/3
|
2/3
|
Masalah yang dialami dapat dicegah
atau diatasi oleh klien, dan keluarga Nampak antusias dalam menanggapi
kesehatan anaknya.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah ada tetapi tidak perlu
ditangani
|
1/2 x 1 = 1/2
|
1/2
|
Kebiasaan dalam mengatasi masalah,
menyebabkan masalah tidak dianggap serius. Keluarga mencemaskan kekambuhan
anaknya.
|
|
|
|
∑ = 3 5/6
|
|
2.
Resiko
terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D
b/d ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah.
No.
|
Perhitungan
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat
Masalah
Skala
:
Ancaman
kesehatan
|
2/3
x 1 = 2/3
|
2/3
|
Sifat masalah merupakan ancaman karena kadang nafsu makan
An. D menjadi berkurang dan jika itu tidak ditanggulangi akan menjadi aktual
dan dapat menyebabkan penurunan pada status kesehatannya yaitu gangguan
nutrisi.
|
2.
|
Kemungkinan
Skala Dapat Diubah
Skala
:
Sebagian
|
1/2
x 2 = 1
|
1
|
Masalah sebagian dapat diubah karena Ny. A dapat
memberikan makanan-makanan lain kepada An. D
|
3.
|
Potensial
Masalah Untuk Dicegah
Skala
:
Cukup
|
2/3
x 1 = 2/3
|
2/3
|
Potensial masalah untuk dicegah cukup karena dapat
dilakukan dengan mengajarkan cara pengolahan makanan yang menarik untuk An. Z
dengan penurunan pemasukan nutrisi.
|
4.
|
Menonjolnya
Masalah
Skala
:
Ada
masalah tapi tidak perlu ditangani
|
1/2
x 1 = 1/2
|
1/2
|
Keluarga menyadari ada masalah tapi tidak perlu ditangani
dengan segera.
|
|
∑
= 2 5/6
|
3. Resiko
cedera fisik pada anak D b/d
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah
No
|
Perhitungan
|
Kriteria
|
skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat
masalah
Skala:
Ancaman
kesehatan
|
2/3
x 1 = 2/3
|
2/3
|
Bahaya fisik mungkin dapat terjadi, Ny
V mengatakan anak susah dilarang jika
ingin bersepeda di jalanan
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala:
Sebagian
|
½
x 2 = 1
|
1
|
Ny
A menegur dan memberikan contoh pada anak
|
3
|
Potensial
masalah dapat dicegah
Skala:
Cukup
|
2/3
x 1 = 2/3
|
2/3
|
Pemberian
lingkungan dan tempat bermain yang aman untuk anak
|
4
|
Mononjolnya
masalah
Skala:
Masalah
harus segera ditangani
|
2/2
x 1 = 1
|
1
|
An
D sering mengendarai sepeda di jalan dan bermain alat-alat dapur, oramg tua
sulit untuk memberitahu
|
|
|
|
∑=
3 1/3
|
|
K. Prioritas Masalah
1.
Kecemasan orang tua anak D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada
status kesehatan anaknya.
2.
Resiko cedera fisik pada
anak D b/d ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3.
Resiko
terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak D
b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah
nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah
L. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Keluarga
No.
|
Tgl
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
|
01-12-2011
01-12-11
01-12-11
|
Kecemasan orang tua anak D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada perubahan yang akan terjadi
pada status kesehatan anaknya.
Resiko
cedera fisik pada anak D
b/d
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak
prasekolah
Resiko terjadinya
gangguan nutrisi dan kebutuhan tubuh pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali
masalah nutrisi yang dibutuhkan anak
|
Tujuan umum:
Setelah
dilakukan pengkajian kecemasan keluarga dapat berkurang
Tujuan
khusus:
a. Keluarga
mampu mengenali masalah
b. Keluarga
mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi kecemasan.
Keluarga
dapat mengetahui berbagai resiko yang berhubungan dengan anak prasekolah
Kebutuhan
nutrisi anak terpenuhi dengan kriteria khususnya terjadi peningkatan berat
badan
|
1. Anjurkan
keluarga untuk mengungkapkan kecemasannya
2. Anjurkan
keluarga untuk tetap mempertahankan mekanisme koping keluarga dalam
menghadapi masalah
3. Anjurkan
keluarga untuk mengurangi stresor yang menyebabkan kecemasan
4. Anjurkan
keluarga untuk meminta bantuan dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah kesehatan
1.
Anjurkan orang tua atau
keluarga untuk selalu mengawasi kegiatan anak khususnya bermain yang dapat
membahayakan fisik.
2.
Anjurkan keluarga untuk
memberikan tempat tersendiri untuk bermain anak.
3.
Anjurkan keluarga
menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak
4.
Anjurkan keluarga membuat
pembatas atau pagar depan rumah agar
anak lebih leluasa dalam bermain.
1.
Anjurkan keluarga
menyediakan makanan yang menarik namun memiliki kandungan gizi yang baik pada
anak.
2.
Berikan lingkungan yang
nyaman dan menarik pada saat anak makan.
3.
Anjurkan untuk perhatikan
waktu makan anak
4.
Anjurkan keluarga agar
anak mencoba makanan yang baru dan masih memenuhi gizi seimbang
|
1. Dengan
pengungkapan apa yang dirasakan kepada perawat, dapat mengurangi beban yang
dirasakan.
2. Mekanisme
koping keluarga yang adekuat dapat mencegah trauma yang berlebih
3. Dengan
cara mencegah dan tidak selalu memikirkan masalah
4. Pelayanan
kesehatan merupakan salah satubentuk sumber daya yang ada di masyarakat
1.
Mengantisipasi agar anak terhindar dari cedera fisik.
2. Anak lebih mudah diawasi.
3. Meminimalisir cedera pada anak.
4.
Anak tidak keluar dari halaman
rumah
1. Makanan
tidak merupakan focus anak melainkan bermain.
2. Agar
anak lebih meningkat nafsu makannya dan tidak terfokus pada bermain.
3. Biasanya
anak lebih asyik bermain hingga lupa makan.
4. Anak
cenderung bosan dengan makanan yang biasa ia makan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar